Rabu, 18 Februari 2009

Perilaku Hedonis Masa Kini


Perilaku Hedonis Masa Kini

Sampai saat ini hedonisme atau falsafah mencari kenikmatan cukup populer. Dalam masyarakat kita, banyak orang hidup bagaikan murid setia hedonisme, bahkan yang terjadi saat ini adalah falsafah tersebut menjadi pegangan hidup oleh orang percaya.

Seks Bebas

Pada dasarnya kaum hedonis yang masuk dalam komunitas free sex akan menghalalkan segala cara dalam melakukan hubungan seks dan tak terbatas pada kelompok orang. Mereka tidak berpegang pada moralitas atau nilai-nilai manusiawi maupun agama. Suatu waktu mereka bisa berhubungan seksual dengan orang lain (kumpul kebo) dan di lain waktu mereka bisa menggauli keluarga sendiri (ekstramaritalsex) baik adik, kakak, atau keluarga terdekat lain. Selain ini juga merupakan suatu penyakit, Abu Al Ghifari mengatakan bahwa ini adalah perilaku hedonis masa kini

Menjadi Pecandu Narkoba

Sesungguhnya yang dicari oleh setiap hedonis adalah kenikmatan. Demikian juga bagi para pecandu narkoba. Hanya dengan satu alasan bahwa dengan menggunakannya maka mereka akan mendapat kenikmatan dan kebahagian. Di balik daya tarik dan khasiat dari narkotika tersebut, ternyata akhirnya mendatangkan kerugian yang tidak sedikit bagi pengguna, baik, kesehatan, kehidupan keluarga, bahkan harus sering dibayar dengan nyawa. Hubungan antara narkotika dan hedonisme adalah dikarenakan oleh kejenuhan hidup yang sering dialami oleh pengguna tersebut, dan akhirnya jalan keluar didapati ketika seseorang mengkonsumsi pil atau serbuk penikmat. Beranjak dari pernyataan tersebut maka para pengguna narkoba sesungguhnya selalu menghindari penderitaan.

Kenyataan ini juga ditunjang oleh gaya hidup hedonis dan serba mewah di tengah-tengah gebyar lampu-lampu kelab malam, diskotik, dan pub.

Keranjingan Disko

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata disko mempunyai dua arti, Pertama, gaya (irama) dalam musik yang digemari oleh remaja-remaja yang bersifat kontemporer. Kedua, kelab malam tempat muda-mudi mendengarkan musik atau menari irama disko. Kehidupan seperti inilah yang pada saat ini sangat digandrungi oleh masyarakat-masyarakat kota besar. Dalam perkembangannya istilah disko ini berubah dan pada saat ini para hedonis mendefinisikan sebagai dugem. Bukan hanya itu, melainkan disko pun sekarang dikemas dengan berbagai macam cara, bukan hanya lampu dan musik yang bagus tapi praktek-praktek yang berbau pornografi pun masuk didalamnya, seperti berbagai tarian erotis. Keranjingan disko bagi para pemburu kenikmatan di mata sebagian masyarakat identik dengan sex, narkotika, minuman keras, atau aktivitas-aktivitas lainnya yang berekses pada hala-hal negatif.

Dugem adalah sebuah kenikmatan. Seperti cinta, seks, alkohol, judi, internet dan berbagai kenikmatan lain yang mencandu, bisa membuat orang kecanduan. Kecanduan ini muncul ketika dugem bukan lagi sebuah sarana untuk bersenang-senang atau sekadar melepas ketegangan, melainkan sudah menjadi sebuah kebutuhan. Dugem sebagai satu istilah yang sangat familiar dan populer dikalangan orang-orang perkotaan. G. A. Divana Perdana mendefenisikan dugem sebagai berikut,

“Dugem sebagai satu istilah prokem khas anak muda, merujuk pada suatu dunia malam yang bernuansa kebebasan, ekspresif, modern, teknologis, hedonis, konsumeristik dan metropolis yang menjanjikan segala bentuk kegembiraan sesaat.”

Saat ini, memang tak sedikit anak muda yang keranjingan dugem (dunia gemerlap malam) atau istilah lainnya dulalip (dunia kelap kelip malam) atau keranjingan diskotik. Dugem adalah kebiasaan sebagian anak muda perkotaan mereka rata-rata berasal dari keluarga berada, dan gemar mengikuti berbagai tren gaya hidup yang lagi hot. Entah sejak kapan perilaku hedonis yang dipakai istilah dugem mulai populer di kancah gaul anak-anak muda kota besar. Tapi, bagi mereka berdisko di tempat dengan cahaya yang remang-remang merupakan alternatif untuk mengisi waktu di akhir pekan. Biasanya, mereka itu nongkrong di kafe, mendengarkan musik di pub, nyanyi di rumah karaoke, joget di diskotek atau jalan-jalan keliling kota lalu nongkrong di tempat tertentu hingga menjelang pagi.

Kalau diamati, penampilan anak-anak yang suka disko juga sangat khas. Mereka itu suka dandan modis, gemar begadang, punya bahasa pergaulan sendiri, dan tidak keberatan mengeluarkan uang (hingga berapa pun) demi membayar cover charge (tarif masuk) dan makanan yang mereka nikmati di tempat clubbing (begitu mereka menyebut aktivitas kumpul-kumpul di tempat hiburan malam).

Kalau ditanya alasan mereka disko, jawabannya bisa beragam. Ada yang beralasan untuk melepas stres, melepaskan kelelahan, membangun relasi bisnis di kalangan eksekutif, ada pula yang ingin mencari kesenangan atau refreshing di akhir pekan. Tak sedikit pula yang datang ke disko dengan alasan untuk melepaskan tekanan atau kepenatan di rumah dan berharap untuk mendapatkan kenikmatan dan kebahagiaan, dalam hal ini sex. Malah, ada juga yang pergi ke disko lantaran mengaku sudah hobi berat. Bahkan di salah satu program televisi swasta telah hadir suatu acara hiburan bertajuk “Dugem” dengan slogannya "Gemerlapnya Dunia Gemerlap.” Acara yang ada dalam program tersebut bermuatan kehidupan yang serba glamour dan pesta pora. Tidak heran para hedonis yang mengambil informasi tentang dunia hiburan di kota metropolitan melalui acara tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar