Rabu, 05 Mei 2010

Pria Berintegritas


Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (Ayub 1:1).
Polisi Philadelphia heran saat menerima sepucuk surat dan sejumlah uang dari seorang pengendara mobil yang ditilang karena ngebut pada tahun 1954. Waktu itu John Gedge-turis Inggris, mengunjungi kota Brotherly Love, tertangkap karena ngebut. Ia dikenai denda sebesar $15, tetapi Gedge lupa pada surat tilang itu selama hampir 52 tahun, sampai pada suatu hari ia menemukannya dalam mantel tuanya. "Rasanya saya harus membayarnya," tutur Gedge, 84 tahun, yang kini tinggal di rumah jompo di Sussex Timur. "Orang Inggris yang baik akan membayar kalau mereka berutang. Suara hatiku terdengar sangat jelas."
Kisah di atas mengingatkan apa yang di tulis Alkitab: Ayub adalah orang yang saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ayub merupakan pria yang berintegritas. Integritas harus menjadi ciri semua orang yang percaya kepada Kristus, apa pun posisi mereka.
Men Of Integrity (Pria-pria Berintegritas)
Kata Ibrani untuk integritas mencakup pengertian whole, sound, unimpaired, memiliki hati yang tulus. Orang yang berintegritas memiliki etika dan moral yang baik, tak ada kemunafikan, dan bertekad memegang janji (dari sini muncul istilah promise keeper=pemegang janji, suatu gerakan pria di Amerika yang memiliki komitmen untuk kembali pada janji mereka). Pria yang berintegritas adalah pria yang ucapan dan tindakannya sama benar, tak ada yang disembunyikan, tidak mendua.
Kata integritas/integrity berasal dari akar kata "integer", yang berarti menyeluruh, lengkap atau segalanya. Ini adalah bentuk ketaatan secara keagamaan terhadap kode moral, nilai dan kelakuan. Kalau kita peragakan, maka integritas ini melebihi karakter seseorang, aksi yang dapat dipercaya (trustworthy action) dan komitmen yang bertanggung jawab (responsible commitment). Kalau boleh ditentukan, maka integritas itu adalah standard terhadap anti suap (incorruptibility), menolak melakukan kesalahan terhadap kebenaran, bertanggung-jawab atau janji (pledge)
Sedikit sekali kita menjumpai orang yang berintegritas dalam masyarakat. Krisis integritas telah menyentuh berbagai lapisan, termasuk pemerintahan. Dalam komunitas Kristen, integritas sangat diperlukan dalam pelayanan. Menurut Steve Sonderman yang sangat concern terhadap pelayanan kaum pria, integritas pelayanan akan nampak dalam tiga hal:
1. Integritas nampak dalam pengakuan: tahu apa yang mereka yakini dan lakukan meski harus membayar harga yang mahal, tahu apa yang benar, tak mudah tergoyahkan.
2. Integritas nampak dalam keselarasan (their walk matches their talk). Apa yang dikomunikasikan kepada istri dan anak selaras dengan apa yang dilakukan. Istri dan anak tak akan begitu saja percaya kepada suami/ayah yang hanya kelihatan "saleh" di gereja, namun "salah" di keluarga, kantor, dan komunitas lainnya. Para pria perlu mengembangkan konsistensi, antara apa yang mereka lakukan pada hari Minggu dan apa yang mereka lakukan pada hari lain.
3. Integritas nampak dari karakter. Para pria perlu menunjukkan "kejujuran" dalam bertindak. Sekalipun berbuat salah, tak akan malu mengakuinya, dan akan memohon pemulihan dari Tuhan.
Kesuksesan sebuah keluarga tergantung pada fungsi pria sebagai kepala keluarga. Keluarga adalah batu penjuru masyarakat. Seluruh masyarakat berdiri atau jatuh tergantung pada fungsi pria dan ayah. Bila prinsip ilahi, kekal, dan universal diabaikan, masyarakat akan hancur. Para pria harus menerima tantangan untuk mengambil posisinya dalam hubungan dengan Allah, dan sebagai wakil-Nya dalam hubunga dengan istri dan anak-anaknya. Setiap pria harus mengembangkan kekuatan, keberanian dan kebanggaan yang baru, menjadi pria sejati, pria satu istri, setia kepada istri, dan berkomitmen kepada anak-anaknya.
Para pria harus menjadi ayah teladan, jujur dalam pekerjaan, berintegritas, setia, dan dapat diandalkan, lebih suka menderita daripada mengkompromikan keyakinan mereka, lebih baik kehilangan reputasi daripada harus mencemarkan hati nurani mereka, berusaha memuliakan Allah, mencari kebahagiaan dengan mengorbankan kepentingan sendiri, bukan mengorbankan orang lain, menjadi seperti yang dikehendaki Allah! Pria yang utuh dan sejati!
Ada beberapa tips yang harus dijaga dalam membangun integritas diri. Untuk membangun integritas dan karakter yang kokoh, diperlukan 7 kebiasaan yang harus dilakukan secara sadar dan konsisten :
1. Selalu menepati janji
2. Taat, tidak plin-plan
3. Komitmen dipegang teguh dan bertanggungjawab
4. Satu kata, satu perbuatan
5. Jujur dan terbuka
6. Menghargai waktu
7. Menjaga prinsip dan nilai-nilai yang diyakini
GBIPKBJB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar